BAB 1
PENDAHULUAN
I.
LATAR
BELAKANG
Dalam kehidupan manusia tidak akan
lepas dari dunia pendidikan.
Pendidikan merupakan modal dasar dalam mencapai kehidupan yang sejahtera. Dalam pendidikan, terdapat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi perkembangan perilaku dan pribadi suatu individu yang harus di pahami bersama, diantaranya adalah pendidikan fisik dan psikomotorik dan lain-lain.
Pendidikan merupakan modal dasar dalam mencapai kehidupan yang sejahtera. Dalam pendidikan, terdapat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi perkembangan perilaku dan pribadi suatu individu yang harus di pahami bersama, diantaranya adalah pendidikan fisik dan psikomotorik dan lain-lain.
Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang
terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik,
dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih moderan. Hal tersebut sangat
berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut
pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan konsep dan teori
pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya..
Menurut UU No.20 tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan
bahwa Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi
dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
Oleh karena pentingya pendidikan maka diperlukan
pemahaman yang utuh tentang pendidikan dan komponen yang menjadi unsur
pendidikan. Serta bagaimana korelasi antar unsur tersebut sehingga tujuan
pendidikan dapat terwujud.
II.
RUMUSAN
MASALAH
2.1 Apakah pengertian
dari pendidikan ?
2.2 Apa saja komponen yang meliputi
unsur pendidikan ?
III. TUJUAN PENULISAN
- Mnengetahui arti pendidikan.
- Memahami unsur-unsur pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN PENDIDIKAN
Dalam
kamus bahasa Indonesia kata pendidikan adalah kata gabungan yang berasal dari
kata didik dengan mendapat awalan pen- dan akhiran –an yang berarti pengubahan
sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan
manusia.
Dalam
ensiklopedi Indonesia dinyatakan bahwa pendidikan adalah proses membimbing
manusia dari kebodohan menuju kecerahan pengetahuan. Proses tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan paksaan, latihan untuk membentuk
kebiasaan, dan latihan untuk membentuk kata hati.
Dari pengertian lughawi di atas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan itu merupakan proses mengubah keadaan anak didik dengan berbagai cara untuk mempersiapkan masa depan yang baik dan layak baginya.
Dari pengertian lughawi di atas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan itu merupakan proses mengubah keadaan anak didik dengan berbagai cara untuk mempersiapkan masa depan yang baik dan layak baginya.
Marimba, seorang pakar filasafat
pendidikan merumuskan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau tuntutan secara
sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju
terbentuknya
Kepribadian utama.
Pengertian pendidikan dapat
dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu, pendidikan dalam arti luas dan
pendidikan dalam arti sempit. Terlepas dari pengertian sempit dan luas, yang
jelas pendidikan merupakan suatu proses interaksi yang terjadi antara seseorang
denga lingkungan sekitarnya. Dalam proses pendidikan tersebut ada beberapa
masalah pokok atau unsur utama yang harus ada, yaitu anak didik, pendidik,
tujuan pendidikan, materi pendidikan, dan cara atau metode pendidikan.
Menurut
fungsinya definisi pendidikan adalah pendidikan sebagai proses transformasi
budaya, pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan sebagai
proses penyiapan warga negara, pendidikan sebagai tenaga kerja.
Definisi
tersebut menggambarkan terbentuknya manusia yang utuh sebagai tujuan
pendidikan. Pendidikan memperhatikan kesatuan aspek jasmani dan rohani, aspek
diri (individualitas) dan aspek sosial, aspek kognitif, afektif dan psikomotor
serta segi serba keterhubungan manusia dengan dirinya (konsentris), dengan
lingkungan sosial dan alamnya (horizontal), dan dengan Tuhanya (vertikal).
Jadi pendidikan adalah suatu proses memanusiakan manusia melalui pengajaran
atau di Indonesia pendidikan dapat kita fahami dari pengimplikasian pendidikan
itu ke mana arahnya,seperti yang di definisikan oleh GBHN “Pendidikan
nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dan bedasarka pancasila
serta Undang-undang dasar 1945 diarahkan untukmeningkatkan kecerdasan serta
harkat dan martabat bangsa.”
Namun
tercapainya suatu pendidikan itu sendiri harus kita telaah tentang apa saja
yang ada di dalamnya atau kata lainya pendidikan memiliki unsur-unsur yang
memadai untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan.
2.2
UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Sistem pendidikan
nasional merupakan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional secara menyeluruh. Unsur pendidikan adalah
semua hal yang berkaitan dengan jalanya proses pendidikan. Jika salah satu
komponen tidak ada, proses pendidikan tidak akan bisa dilaksanakan. Unsur-unsur
dalam pendidikan meliputi :
1. Subyek
yang dibimbing (peserta didik)
2. Orang
yang membimbing (pendidik)
3. Interaksi
antara peserta didik dengan pendidik (interaksi eduktif)
ü Komunikasi
ü Kesengajaan
ü Kewibawaan
ü Normatif
ü Unsur
anak
ü Unsur
kedewasaan
4. Ke
arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5. Pengaruh
yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6. Cara
yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode pendidikan)
7. Tempat
di mana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
Penjelasan
:
1.
Subjek yang dibimbing (peserta didik)
Peserta
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.
Peserta
didik ini mempunyai status sebagai subjek, yaitu yang diberikan pendidikan.
Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik
adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri-ciri peserta didik yang harus dipahami oleh pendidik adalah:
§ Individu
yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang
unik
§ Individu yang sedang berkembang
§ Individu
yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
§ Individu
yang mempunyai kemampuan untuk mandiri.
Seorang pendidik memiliki kepentingan untuk mengetahui usia
perkembangan setiap peserta didik, sebab perkembangan antara satu peserta didik
dengan lainya itu berbeda, dan itu bergantung pada kondisi fisik dan lingkungan
yang mempengaruhinya.
2. Orang yang membimbing (pendidik)
Pendidik
adalah orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat
kemanusiaan yang lebih tinggi. Dengan kata lain, pendidik adalah orang yang
lebih dewasa yang mampu membawa peserta didik ke arah kedewasaan.
Sedangkan
secara akademis pendidik adalah tenaga kependidikan, yaitu anggota masyarakat
yang penyelenggaraan pendidikan yang berkualifikasi sebagai pendidik, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dansebutan lain yang sesuai dengan kekhususanya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Jadi, pendidik merupakan tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada pendidikan tinggi. Artinya pendidik harus memiliki
kualifikasi minimun dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar,
sehat jasmani dan ruhani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
3.
Interaksi
antara peserta didik dengan pendidik (interaksi eduktif)
Interaksi eduktif pada dasarnya adalah komunikasi
timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan
pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses
berkomunikasi intensif dengan manipulasi, isi, metode, serta alat-alat
pendidikan. Di dalam interaksi terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
ü Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain
agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak.A pabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,
komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu.Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
ü Kesengajaan
Komunikasi
yang terjadi itu merupakan suatu proses kesengajaan perbuatan yang disadari
oleh orang dewasa demi anak.
ü Kewibawaan
Perbuatan orang dewasahendaknyaada unsure wibawa dalam
arti diharapkan baik secara sadar atau tidak anak yang belum dewasa tadi patuh
akan hasil didikan orang dewasa. Secara sukarela (kewibawaan adalah pengaruh
yang diterima dengan sukarela dan dimiliki oleh orang dewasa. Wibawa timbul
dengan sendirinya, tidak dibuat-buat, sebab kewibawaan itu sesuatu kelebihan
yang ada dalam diri orang dewasa tadi sehingga anak merasa :
a,
Dilindungi
b, Percaya
c, Dibimbing
d,
Menerimanya dengang sukarela
ü Normatif
Yaitu adanya
komunikasi tadi dibatasi adanya ketentuan suatu norma baik norma adat,agama,
hokum,social, dan norma pendidikan formal. Normative ada dua bentuk yaitu,
1. Norma Sosial
Meliputi :
1.
Ketentuan
nilai baik dan buruk
2. Sopan santun dalam pergaulan
3. Adat istiadat
4. Gotong royong
2. Prinsip Dedaktik(Pelajaran Ordik)
Meliputi :
1.
Pengajaran
harus ada aktivitas
2. Aktivitas menimbulkan pengalaman
3. Pengajaran bedasarkan minat dan
perhatian
4. Pengajaran menjalin teori dan
praktek
5. Pengajaran berpaduan belajar dan
bekerja
6. Pengajran harus sistematis sesuai
pedoman yang ada
7. Peragaan
ü Unsur
anak
Keadaan anak akan
menerima pelayanan pendidikan sesuai dengan tingkat perkembanganya. Sebagai
bentuk interaksinya yaitu mengenali anak dengan sebaik-baiknya.
ü Unsur
kedewasaan
Bicara kedewasaan berarti kita membicarakan
mengenai cara berpikir seseorang ataupun cara bertingkah laku seseorang, bukan
mengenai masalah umur/usia seseorang. Umumunya semakin bertambah usia
seseorang, kedewasaannya juga bertambah. Dalam usia yang sama, tingkat
kedewasaan seseorang belum tentu sama dengan orang lain. Inilah yang
menyebabkan kita sering menjumpai orang yang umurnya lebih tua namun tingkat
kedewasaannya jauh dibanding seseorang yang lebihmudadarinya.
Jadi sebenarnya tingkat kedewasaan
itu akan selalu berkembang (kalau tidak ada halangan). Namun, tingkat
perkembangan kedewasaan seseorang dengan orang lain tidaklah sama, ada yang
cepat, ada pula yang lambat. Tingkat kedewasaan seseorang dapat dipengaruhi
oleh lingkungan, terutama keluarga dan teman, beban hidup/masalah yang
dihadapi, tingkat pendidikan mungkin juga mempengaruhi karena kedewasaan itu sebenarnyaadalahprosespembelajaran.
Tidak ada alat ukur yang pasti untuk
mengetahui tingkat kedewasaann seseorang. Kedewasaan itu relatif, tidak bisa
diukur, namun dapat dibandingkan.
4.
Ke
arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
Tujuan
pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik,luhur , pantas , benar
, dan indah untuk kehidupan.karena itu
tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan
arah kepada segenap kegiatan
pendidikan dan merupakan sesuatu yang
ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
Sebagai
suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi penting diantara
komponen-komponen pendidikan lainnya. Dapat dikatakan bahwa segenap komponen
dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atau
ditunjukkan untuk pencapaian tujuan tersebut. Dengan demikian maka
kegiatan-kegiatan yang tidak relevan dengan tujuan tersebut dianggap
menyimpang, tidak fungsional, bahkan salah, sehingga harus dicegah terjadinya.
Disini terlihat bahwa tujuan pendidikan itu bersifat normatif, yaitu mengandung
unsur norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan dengan hakikat
perkembangan peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai
hidup yang baik.
Sehubungan
dengan fungsi tujuan yang demikian penting , maka menjadi keharusan bagi
pendidikan untuk memahaminya. Kekurangpahaman pendidik terhadap tujuan
pendidikan dapat mengakibatkan kesalahan didalam melaksanakan pendidikan.
Gejala demikian oleh Langeveld disebut salah teoretis (Langeveld,1995.)
Tujuan
pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak .
tujuan demikian bersifat umum ,ideal, dan kandungannya sangat luas sehingga
sangat sulit untuk dilaksanakan didalam praktek. Sedangkan pendidikan harus
berupa tindakan yang ditujukan kepada peserta didik dalam kondisi tertentu,
tempat tertentu, dan waktu tertentu dengan menggunakan alat tertentu.
Macam-macam tujuan pendidikan adalah
sebagai berikut.
§
Tujuan
umum.
Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai di akhir proses
pendidikan, yaitu tercapainya kedewasaan jasmani dan ruhani peserta didik.
Maksud kedewasaan jasmani adalah jika pertumbuhan jasmani sudah mencapai batas
pertumbuhan maksimal, maka pertumbuhan jasmani tidak akan berlangsung lagi.
Sedangkan maksud kedewasaan ruhani adalah peserta didik sudah mampu mendorong
dirinya sendiri, mampu berdiri sendiri, mampu bertanggung jawab atas semua
perbuatanya.
§ Tujuan khusus.
Adalah tujuan-tujuan pendidikan yang
telah disesuaikan dengan keadaan tertentu, dalam rangka untuk mencapai tujuan
umum pendidikan. Ada beberapa hal yang menyebabkan
mengapa tujuan khusus diperlukan antra lain :
a) Pengkhususan
tujuan memungkinkan dilaksanakannya tujuan umum
melalui proses pendidikan.
b) Adanya
kekhususan dari peserta didik,yaitu yang berkenaan dengan jenis kelamin,
pembawaan dan minatnya, kemampuan orang tuanya, lingkungan masyarakatnya.
c) Kepribadian
yang menjadi sasaran untuk dibentuk atau dikembangkan bersifat kompleks
sehingga perlu dirinci dan dikhususkan, aspek apa yang dikembangkan.
d) Adanya
tahap-tahap perkembangan pendidikan.jika proses dari satu tahap pendidikan
tercapai disebut satu tujuan sementara telah tercapai Misalnya: Tujuan SD,
tujuan SMP, dan seterusnya.
e) Adanya
kekhususan masing-masing lembaga penyelenggaraan pendidikan seperti pendidikan
kesehatan, pertanian, dan lain-lain ataupun jalur pendidikan sekolah dan jalur
pendidikan luar sekolah.
f) Adanya
tuntutan persyaratan pekerjaan dilapangan yang harus dipenuhi oleh peserta
didik sebagai pilihannya.
g) Diperlukannya
teknik tertentu yang menunjang pencapaian tujuan lebih lanjut misalnya membaca
dan menulis dalam waktu yang relatif pendek.
tujuan khusus yang berhubungan dengan ini bersifat teknis , yang berfungsi sebagai tujuan antara . karena sifatnya teknis ( tidak ideologis) maka bisa berlaku dalam pendidikan yang berbeda ideologinya
tujuan khusus yang berhubungan dengan ini bersifat teknis , yang berfungsi sebagai tujuan antara . karena sifatnya teknis ( tidak ideologis) maka bisa berlaku dalam pendidikan yang berbeda ideologinya
h) Adanya
kondisi situasional, yaitu peristiwa-peristiwa yang secara kebetulan muncul
tanpa direncanakan . karena ada sesuatu peristiwa dimana pendidik memandang
perlu untuk bertindak, maka bertindaklah pendidik dengan maksut atau tujuan tertentu.Misalnya ada murid yang
berprestasi, guru lalu memberi pujian dengan tujuan murid terdorong belajar
lebih giat(reirforcement).
i)
Kemampuan yang ada pada pendidik.
§ Tujuan tak lengkap.
Adalah tujuan dari masing-masing aspek pendidikan, yang
menyangkut sebagian aspek manusia. Misalnya aspek psikologis, biologis atau
sosiologis saja.
§ Tujuan insidental
adalah tujuan yang
timbul secara kebetulan. Secara mendadak dan pada saat tertentu. Misal tujuan
untuk mengadakan hiburan atau variasi dalam kehidupan sekolah, orang tua
menegur anaknya agar berbicara sopan.
§ Tujuan sementara.
Tujuan sementara adalah tujuan yang sifatnya sementara. Ketika
tujuan sementara berhasil dicapai, tujuan itu akan ditinggalkan dan diganti
dengan tujuan lain. Dan merupakan tujuan-tujuan yang ingin kita capai dalam
fase-fase tertentu dari pendidikan. Misalnya, orangtua ingin anaknya berhenti
merokok, dengan cara mengurangi uang sakunya. Jika tujuan tersebut sudah
tercapai, lalu diganti dengan tujuan lain misalnya agar tidak suka begadang.
§ Tujuan perantara( intermediet )
Adalah merupakan alat, perantara, sarana untuk mencapai
tujuan-tujuan lain atau tujuan pokok. Misal mempelajari bahasa guna mempelajari
literatur-literatur asing.
Menurut Bloom, tujuan pendidikan dibedakan menjadi tiga,
yaitu :
§ Cognitive
domain
Cognitive domain meliputi kemampuan-kemampuan yang
diharapkan dapat tercapai setelah dilakukanya proses belajar mengajar.
Kemampuan tersebut meliputi pengetahuan, pengertian, penerapan, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Keenam kemampuan tersebut bersifat hierarkis. Artinya, untuk
mencapai semuanya harus sudah memiliki kemampuan sebelumnya.
§ Affective
domain
Berupa kemampuan untuk menerima, menjawab, menilai,
membentuk, dan mengarakterisasi.
§ Psychomotor
domain
Terdiri dari kemampuan persepsi, kesiapan, dan respon terpimpin.
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
Isi pendidikan adalah segala sesuatu yang diberikan oleh
pendidik kepada peserta didik dalam proses pendidikan. Contohnya materi
pelajaran, bimbingan dan konseling, pengayaan, dan bahan ajar.Isi pendidikan
berlandaskan pada tujuan pendidikan, terutama di Indonesia adalah tujuan
pendidikan nasional. Kriteria atau syarat utama dari isi pendidikan dan hal-hal
yang perlu dipertimbangkan guru dalam pemilihan materi pelajaran adalah sebagai
berikut.
- Bahan/materi harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan
- Bahan/materi penting untuk diketahui oleh peserta didik
- Nilai praktis atau kegunaannya diartikan sebagai makna bahan itu bagi kehidupannya sehari-hari
- Bahan tersebut merupakan bahan wajib sesuai dengan tuntunan kurikulum
- Bahan yang susah diperoleh sumbernya perlu diupayakan untuk diberikan oleh guru.
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode pendidikan)
Alat
dan metode di sini diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun
diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus, alat
itu untuk melihat jenisnya, sedangkan metode melihat efisiensi dan
efektifitasnya.
Alat
pendidikan adalah hal yang tidak saja membuat kondisi-kondisi yang memungkinkan
terlaksananya pekerjaan mendidik, tetapi juga mewujudkan diri sebagai perbuatan
atau situasi yang membantu pencapaian tujuan pendidikan.
Abu
Ahmadi membedakan alat pendidikan ini ke dalam beberapa kategori:
§ Alat
Pendidikan Positif dan Negatif
Alat
pendidikan positif dimaksudkan sebagai alat yang ditunjukkan agar anak
mengerjakan sesuatu yang baik. Misalnya, pujian agar anak mengulang pekerjaan
yang menurut ukuran adalah baik. Alat pendidikan negatif dimaksudkan agar anak
tidak mengerjakan sesuatu yang buruk. Misalnya, larangan atau hukuman agar anak
tidak mengulangi perbuatan yang menurut ukuran norma adalah buruk.
§ Alat
pendidikan Preventif dan Korektif
Alat
pendidikan preventif merupakan alat untuk mencegah anak mengerjakan sesuatu
yang tidak baik. Misalnya peringatan atau larangan.
Alat
pendidikan korektif adalah alat untuk memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
yang telah dilakukan peserta didik. Misalnya hukuman.
§ Alat
Pendidikan yang Menyenangkan dan Tidak Menyenangkan
Alat
pendidikan yang menyenangkan merupakan alat yang digunakan agar peserta didik menjadi
senang. Misalnya dengan hadiah atau ganjaran.
Alat
pendidikan yang tidak menyenangkan dimaksudkan sebagai alat yang dapat membuat
peserta didik merasa tidak senang. Misalnya hukuman atau celaan.
7. Tempat di mana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan/ Milieu)
Pengertian lingkungan pendidikan pada hakikatnya merupakan
sesuatu yang ada di luar diri individu yang meliputi terjadinya proses
pendidikan. Para ahli membedakan jenis lingkungan pendidikan menjadi dua, yaitu
sebagi berikut.
- Lingkungan Alam.
Adalah
segala sesuatu yang ada di dunia ini yang berada di luar diri anak yang selain
manusia, seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, iklim, air, gedung, rumah, dan
sebagainya.
- Lingkungan Sosial.
Adalah semua manusia yang berada di luar diri
seseorang yang dapat mempengaruhi diri orang tersebut, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung. Contohnya adalah teman sekelas, tetangga, dan
sebagainya.Menurut tempat pelaksanaan pendidikan, lingkungan dibedakan atas:
ü Keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga memiliki
pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian anak, karena
sebagian besar kehidupan anak berada di tengah-tengah keluarganya. Untuk
mengoptimalkan kemampuan dan kepribadian anak, orangtua harus membutuhkan
suasana edukatif di lingkungan keluarganya sedini mungkin. Suasana edukatif
yang dimaksud adalah orangtua yang mampu menciptakan pola hidup dan tata
pergaulan dalam keluarga dengan baik sejak anak dalam kandungan. Begitu
pentingnya pengaruh pendidikan anak dalam keluarga, sehingga orangtua harus
menyadari tanggung jawab terhadap anaknya. Tanggung jawab yang harus dilakukan
orangtua antara lain :
a. Memelihara
dan membesarkan anak
Tanggung
jawab ini merupakan dorongan alami yang harus dilaksanakan, karena anak
memerlukan makan, minum, dan perawatan agar dia dapat hidup secara
berkelanjutan.
b. Melindungi
dan menjamin kesehatannya
Orangtua
bertanggung jawab terhadap perlindungan anak, termasuk menjamin kesehatan anak,
baik secara jasmani ataupun ruhani dari berbagai penyakit atau bahaya
lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.
c. Mendidik
dengan berbagai ilmu
Orang
tua memiliki tanggung jawab besar terhadap pendidikan anak. Orang tua perlu
membekali anaknya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi
kehidupan anaknya kelak, sehingga pada masa dewasanya mampu mandiri dan
bermanfaat bagi kehidupan sosial, bangsa dan agamanya.
d. Membahagiakan
kehidupan anak
Kebahagiaan anak
menjadi kebahagiaan dari orangtua. Oleh sebab itu, orangtua harus senantiasa
mengupayakan kebahagiaan anak dalam kapasitas pemenuhan kehidupan sesuai dengan
perkembangan usianya, yang diiringi dengan memberikan pendidikan agama dan
akhlak yang baik.
Untuk melaksanakan berbagai tanggung jawab itu, dalam
konsep pendidikan modern, orangtua bersikap demokratis terhadap anak. Artinya,
orangtua mampu menciptakan suasana dialog dengan anak., sehingga dapat
menumbuhkan hubungan keluarga yang harmonis, saling menghormati, disiplin, dan
tanggung jawab masing-masing. Suasana demikian akan sangat mendukung
kepribadian anak, sehingga anak akan terbiasa dengan sikap yang baik di
lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarakat.
ü Sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan
yang secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis,
berencana, sengaja, dan terarah yang dilakukan oleh pendidik yang profesional,
dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum tertentu dan diikuti oleh
peserta didik pada setiap jenjang tertentu, mulai dari tingkat kanak-kanak(TK)
sampai Pendidikan Tinggi (PT).
Pada dasarnya pendidikan sekolah
merupakan bagian dari pendidikan dalani keluarga, yang sekaligus juga merupakan
lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Disamping itu, kehidupan di sekolah
adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan
kehidupan dalam masyarakat kelak.
Ada beberapa karakteristik proses
pendidikan yang berlangsung di sekolah ini, yaitu
sebagai berikut:
a. pendidikan diselenggarakan secara khusus dan bagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkis.
b. usia anak didik disuatu
jenjang pendidikan relativ homogen.
c. waktu pendidikan relativ lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan.
d. materi atau isi pendidikan
lebih banyak bersifat akademis dan umum.
e. adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan dimasa yang akan datang.
1. Sifat-sifat lembaga pendidikan .
a. tumbuh sesudah keluarga (
pendidik kedua).
b. merupakan lembaga pendidikan
formal.
c. merupakan lembaga yang tidak
bersifat kodrati.
2. fungsi dan peranan sekolah.
peranan
sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta
memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya.
Fungsi sekolah menurut Suwarno dalam bukunya Pengantar Umum Pendidikan,adalah
a.
Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan.
b. Spesialisasi.
c. Efisiensi-
d. SosialisasL
e. konservasi dan
transmisi cultural.
f. transisi dari
rumah ke masyarakat.
3. Macama –
macam sekolah
a. ditinjau dari segi yang
mengusahakan
§ Sekolah negeri
o Sekolah
swasta
b. ditinjau dari sudut tingkatan
o Pendidikan
dasar
o Pendidikan
menengah
o Pendidikan tinggi
c. ditinjau
dari sifatnya
o Sekolah umum
o Sekolah kejuruan
Sekolah melakukan pembinaan pendidikan
kepada peserta didik yang didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh
keluarga dan masyarakat. Kondisi itu muncul karena keluarga dan masyarakat.
Kondisi itu muncul karenaAM,
ü Masyarakat
Secara
umum masyarakat adalah sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam suatu
kawasan dan saling berinteraksi dengan sesama untuk mencapai tujuan. Anggota
masyarakat terdiri dari berbagai ragam pendidikan, profesi, keahlian, suku,
bangsa, kebudayaan, agama, maupun lapisan sosial sehingga menjadi masyarakat
yang majemuk. Secara tidak langsung, masyarakat telah melakukan kerjasama dan
saling mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.
Dalam
konsep pendidikan, masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang dengan
berbagai ragam kualitas diri dari yang tidak berpendidikan sampai yang
berpendidikan tinggi. Baik buruknya kualitas masyarakat ditentukan oleh
kualitas pendidikan anggotanya, sehingga semakin baik pendidikan anggotanya,
maka semakin baik pula kualitas masyarakat secara keseluruhan.
Ditinjau
dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut sebagai lingkungan pendidikan
nonformal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan terencana kepada
anggotanya, tetapi tidak sistematis. Masyarakat menerima semua anggota yang
beragam untuk diarahkan menjadi anggota yang sejalan dengan tujuan masyarakat
itu sendiri yang berorientasi pada pencapaian kesejahteraan sosial,
jasmani-ruhani, dan mental spiritual.
Pendidik
di masyarakat adalah orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap pendewasaan
warga lainya (baca: perangkat desa, tokoh) melalui sosialisasi lanjutan. Dasar
pendidikanya diberikan oleh keluarga dan sekolah. Sedangkan masyarakat
melanjutkan pendidikan dalam lingkup yang lebih luas, termasuk didalamnya
pemahaman terhadap bergaul dan berinteraksi. Melalui sosialisasi lanjutan,
diharapkan peserta didik yang telah menjadi warga dapat melaksanakan fungsinya
sebagai anggota masyarakat yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan
orang banyak.
Secara
fungsional dan struktural, mereka (perangkat desa dan tokoh masyarakat)
bertanggung jawab terhadap perilaku warga di lingkungan masing-masing. Secara
konsepsional, tanggung jawab pendidikan yang dibebankan kepada mereka berupa
pengawasan, penyaluran, pembinaan, dan peningkatan kualitas anggotanya.
Pengawasan
merupakan tugas untuk mengawasi jalanya nilai sosial dan budaya, aturan sosial,
dan aturan agama. Penyaluran merupakan tugas menyalurkan aspirasi dan keinginan
masyarakat untuk dapat hidup bahagia dan sejahtera, aman, serta berintegrasi
dengan kebijakan pemerintah. Sedang maksud pembinaan dan peningkatan kualitas
adalah membina dan meningkatkan kualitas kehidupan warga dengan mengadakan
kegiatan yang dapat menunjang terwujudnya keluarga bahagia dan sejahtera,
seperti kegiatan PKK, karang taruna, koperasi, dan lain-lain.
Untuk
mengoptimalkan kemampuan, bakat, minat dan kepribadian peserta didik,
dibutuhkan lingkungan pendidikan yang mendukung. Artinya lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat harus seimbang dan saling bekerja sama dengan baik, sehingga
tujuan pendidikan secara utuh dapat tercapai dengan optimal.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pendidikan merupakan Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia yang dalam pengertianya tidak
dapat di artikan secara sempit karna tergantung oleh berbagai pembatas –
pembatas oleh para ahli
dan dalam pengimplikasian terhadap tujuan pendidikan itu kita perlu meng kaji tentang unsur – unsur pendidikan itu sendiri yang mana dari unsur – unsur itu timbul permasalahan yang membuat hasil dari pendidikan itu sendiri terbilang gagal, unsur – unsur itu meliputi
dan dalam pengimplikasian terhadap tujuan pendidikan itu kita perlu meng kaji tentang unsur – unsur pendidikan itu sendiri yang mana dari unsur – unsur itu timbul permasalahan yang membuat hasil dari pendidikan itu sendiri terbilang gagal, unsur – unsur itu meliputi
1.
Subyek yang dibimbing (peserta didik)
2.
Orang yang membimbing (pendidik)
3.
Interaksi antara peserta didik dengan
pendidik (interaksi eduktif)
o
Komunikasi
o
Kesengajaan
o
Kewibawaan
o
Normatif
o
Unsur anak
o
Unsur kedewasaan
4. Ke
arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5. Pengaruh
yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6. Cara
yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode pendidikan)
7. Tempat
di mana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
Yang mana dari unsur – unsur ini harus saling
bersinambung sehingga tujuan dan manfaat pendidikan dapat dicapai secara
optimal dan membanggakan.
3.2 SARAN
Agar pendidikan dapat Berjalan dengan baik dan
tercapai manfaat nya maka para pendidik harus faham dan mengerti tentang arti
pendidikan itu sendiri dan juga faham akan unsur – unsur apa saja yang ada
dalam pendidikan sehingga pendidik dapat bertindak sesuai jalan yang benar
dalam mendidik peserta didik
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi
Abu, Uhbiyati Nur. 2001. Ilmu Pendidikan.Jakarta:
Rineka Cipta.
Hartono.2008.
Pengertian dan Unsur-Unsur Pendidikan, (online), (http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/11/bab-ii-pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan/,
diakses 25 september 2013).
Sula
La, Tirtarahardja Umar. 2000. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Suwarno
Wiji. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.
Jogjakarta: Ar-Ruzz media.
Suwarno.1985.
Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta:
Aksara Baru
0 komentar:
Posting Komentar