Serasah
adalah lapisan yang terdiri dari bagian tumbuh-tumbuhan yang telah mati seperti
guguran daun, tangkai, ranting, dahan, cabang, kulit kayu, bunga, kulit, onak
dan sebagainya, yang menyebar di permukaan tanah sebelum bahan-bahan tersebut
mengalami dekomposisi.
Dalam
Bahasa Inggris, istilah serasah sering disebut "Litter"
yaitu bahan hasil guguran dari bagian tumbuhan yang menutupi permukaan tanah.
Definisi serasah yang dipakai dalam bahasa Inggris yaitu "Litter"
bila dilihat dalam terjemahan aslinya ke Bahasa Indonesia diberi arti "kotoran"
atau "sampah". Memang bila dilihat tampak jelas bahwa
guguran bagian tumbuhan itu mengotori lingkungan yang ada disekitarnya, namun pada akhirnya
guguran itu bermanfaat sebagai input unsur hara ke dalam tanah.
Universitas Jember memiliki
lingkungan kampus yang sejuk dimana banyak memiliki pepohonan. Namun dengan banyaknya
pepohonan tersebut membuat lingkungan kampus ini memiliki banyak sampah,
terutama sampah daun. Karena setiap hari pepohonan akan selalu menggugurkan
daunnya. Selama ini sampah daun tersebut hanya sekedar di bersihkan dan
kemudian dibakar, yang pastinya dengan pembakaran sampah tersebut akan semakin
meningkatkan polusi udara. Daun sendiri adalah termasuk sampah organic dimana
jika kita mampu untuk mengolahnya maka akan memiliki banyak sekali manfaat.
Manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan
mengkomposkan sisa potongan rumput, seresah, dan daun ini.Antara lain :
1.
Mengurangi Volume Sampah yang dibuang di TPA
Karena sampah dikomposkan di tempat di mana kompos
tersebut diambil, maka dengan sendirinya volume sampah yang diangkut ke TPA
akan berkurang. Saya sendiri belum pernah punya kesempatan untuk menghitung
berapa volume sampah organik yang disapu oleh petugas DKP setiap pagi. Tapi
yang jelas jumlahnya cukup besar.
2. Menghemat
Sumber Daya
Berkurangnya volume sampah yang diangkut ke TPA juga
mengakibatkan implikasi lain. Misalnya: berkurangnya armada angkutan yang
dibutuhkan, berkurangnya tenaga kerja yang dibutuhkan, menghemat bahan bakar.
Semua ini akan menghemat biaya yang diperlukan untuk pengelolaan sampah. Namun
saya belum punya kesempatan untuk menghitungnya. (Saya berharap suatu saat
nanti punya kesempatan untuk menghitungnya.)
3.
Peningkatan Nilai Tambah Sampah
Sampah indentik dengan bahan buangan yang tidak
memiliki nilai, kotor, kumuh, dan bau. Memang stigma ini tidak sepenuhnya
salah. Namun, dengan membuat sampah organik menjadi kompos akan memberikan
nilai tambah bagi sampah. Kompos memiliki nilai dan tidak berbau. Cobalah anda
datang ke penjual bunga yang banyak ditemui di pinggir-pingir jalan protokol
dan tanya berapa harga sekantong kompos. Itulah nilai kompos. Pertanyaan yang
muncul kemudian adalah siapa yang mau membeli kompos dari sampah tersebut?
4.
Menyuburkan Tanah dan Tanaman
Untuk point ini tidak ada yang meragukan manfaat tanah
bagi tanah maupun tanaman. Lihat tulisan saya di link ini .
5. Manfaat
untuk Lingkungan
Banyak orang yang menuding bahwa salah satu penyebab
kerusakan lingkungan adalah karena penanganan sampah yang kurang baik. Mengolah
sampah menjadi kompos diharapkan akan membantu menyelamatkan lingkungan.
Dengan melihat potensi besar yang
akan diperoleh dari pengolahan serasah itu. Maka akan sangat di anjurkan bagi
Universitas Jember untuk membentuk suatu badan dimana badan tersebut bertugas
untuk mengurusi daur ulang sampah di daerah kampus, seperti rumah kompos
misalnya. Karena dengan begitu, serasah yang semula hanya memiliki dampak negative
bagi lingkungan akan memiliki lebih banyak manfaat.
2 komentar:
daftar pustaka nya mana ya gan?
Kurang tau gan coba tnya pda rumput yg bergoyang.. Hoo hoo hoo hoo
Posting Komentar